Selasa, 17 April 2012

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK PADA MINYAK KELAPA SAWIT DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBUATAN SABUN DENGAN METODE ALKALIMETRI

TUGAS PORTOFOLIO
PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK PADA MINYAK KELAPA SAWIT DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBUATAN SABUN DENGAN METODE ALKALIMETRI










Oleh :
A101.15.014 / EKO BUDI HARTONO
Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Kimia Analitik II
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2012

A. PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia.selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram.Minyak atau lemak khususnya minyak nabati mengandung asam lemak essensial seperti asam linoleat, lenolena, dan arakidonat yang dapat mencegah peyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolestrol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A,D,E dan K.
Hampir semua bahan pangan banyak mengandung lemak dan minyak, terutama bahan yang berasal dari hewan.Lemak dalam jaringan hewan terdapat pada jaringan adipose. Dalam tanaman lemak disintesis dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses respirasi. Proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat di bagi menjadi tiga tahap, yaitu pembentukan glisrol, pembentukan molekul asam lemak, kemudian kondensasi asam lemak dengan gliserol membentuk lemak.
Pembuatan sabun merupakan penguraian hidrolisis dari estermenjadi asam karboksilat dan alkonal yang berlangsung dengan caramereaksikan asam lemak bebas (limbah minyak kelapa sawit) dengan alkali yang menghasilkan gliserol atau air dan garam karboksil.
Sabun merupakan salah satu produk industri kimia yang sudahlama dikenal.Sabun banyak digunakan karena kemampuannyamengemulsikan kotoran berminyak sehingga dapat dibuang denganpembilasan.
Kemudian ini disebabkan oleh dua sifat sabun.Pertama, rantaihidrokasban sebuah molekul sabun larut dalam zat non-polar, sepertitetesan-tetesan minyak. Kedua, ujung aman molekul sabun, yang tertarikpada air, ditolak oleh ujung aman molekul-molekul sabun yang menyembuldari tetesan minyak lain. Karena tolak menolak antara tetes-tetes sabunminyak,maka minyak itu tidak dapat saling bergabung, tetapi tetaptersuspensi.
Melihat banyaknya limbah minyak kelapa sawit maka penulis mengadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar asam lemak dan pemanfaatannya untuk meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat di sekitar lingkungan Sumatera Utara.

2. RUMUSAN MASALAH
Berapa kadar asam lemak dalam minyak kelapa sawit di daerah Sumatera Utara, Nanggro Aceh Darusalam ?










B. METODE PENELITIAN
1. Dasar teori
Pembuatan sabun adalah proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan mereaksikan asam lemak dengan alkali yangmenghasilkan gliseral atau air dan garam karbokal (sejenis sabun). Sabunadalah salah satu bahan yang dapat digunakan untuk mencuci, baikpakaian mupun alat-alat lain. Selain itu sabun juga dapat diartikan sebagaigaram logam alkali (biasanya garang natrium) dari asam-asam lemak.Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18, namun dapat jugamengandung beberapa karbosilat dengan bobot atom lebih rendah.

Adapun sifat-sifat sabun adalah sebagai berikut :
1. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secarakeseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air.
2. Dapat terhidrolisa dalam air membentuk basa asam karboksilat. Hal inidikarenakan sabun tersusun oleh busa kuat dan asam lemah.
3. Dapat beraksi dengan asam mineral membentuk asam lemak dan garamorganik.
4. Jika suatu larutan sabun dalam air dikocok dengan udara maka akanmembuih. Peristiwa ini tidak terjadi dengan air sodah. Dalam hal inisabun baru dapat membuih setelah garam Mg dan ca dalam air itumengendap semuanya.
2C17 H35 COONa Na2 SO4+ Ca (C17 H35 COO)2




Pada zaman sekarang, sabun dibuat dari lelehan minyak sapi ataulemak lain yang dipanaskan dengan Nooh dan karenanya terhidrolisamenjadi gliserol dan garam Na dari asam lemak dan reaksinya :
CH2O2C(CH2)16 CH3 CH2OH
| |
CHO2C(CH2)16 CH3+ 3 NaOH CHOH + 3CH3(CH2)16 +
CO2Na
| |
CH2O2C(CH2)16 CH3 CH2OH
Tristearin Gliserol


Reaksi-Reaksi Pada Lemak
1. Reaksi dengan air
R COOR’(lemak) + H2O(air) R’OH (alkohol) + RCOOH(asam lemak).
2. Reaksi dengan alkali
RCOOH’ + NOOH R’OH + RCOONa
Lemak Alkali Alkohol garam Karboksilat
3. Reaksi dengan Anomia
RCOOR’ + NH3 R’OH + RCONH2
Lemak Amaria Alkohol garam Amaria


Dalam pemeriksaan ini menggunakan metode alkalimetri. Alkalimeri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa.alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral
2. CARA KERJA
1. Tahap Persiapan.
a) Peralatan disusun sesuai dengan sketsa gambar dan mengecekkondisi peralatan.
b) Peralatan dipersiapkan untuk analisa asam lemak.
c) Zat untuk penelitian dan analisa disiapkan.
d) Penelitian netralisasi dilakukan sesuai dengan instruksi pembimbing.
e) Analisa hasil perhitungan

2. Standarisasi NaOH 0,2 N
a. Asam Oksalat ditimbang kemudian dilarutan dalam 100 mlaquadest.
b. NaOH ditimbang kemudian dilarutkan dengan 200 ml aquadest.
c. Asam Oksalat 0,2 N dipipet sebanyak 25 ml dan dimasukkankedalam erlemeyer.
d. Ditambahkan indikaot PP 2 tetes
e. Kemudian dititrasi dengan NaOH (larutan standart sekunder) danlarutannya asam oksalat sebagai larutan standard primer.
f. Titrasi dihentikan setelah terjadi (terbentuk) warna merah muda,kemudian dicatat voluem NaOH terpakai.

3. Prosedur Kadar Asam Lemak
a. Limbah minyak kelapa sawit ditimbang sebanyak 10 gr.
b. Dimasukkan dalam labu takar 50 ml, ditambah etanol 96% sampaitepat menjadi 50 ml dan diaduk sampai merata (homogen).
c. Kemudian dari 50 ml larutan tersebut diambil 10 ml dandimasukkan kedalam labu ertemeyer dan ditambah indikator PP 2tetes dan diaduk sampai homogen.
d. Larutan tersebut dititrasi dengan larutan NaOH 0,19 N dan titrasidihentikan pada saat awal terjadinya perubahan warna sampaimerah muda.
e. Dititrasi secara duplo.
4. Netralisasi
a. Limbah minyak kelapa sawit ditimbang sebanyak 250 gr dandimasukkan kedalam reaktor, diaduk larutan pada kecepatan 200rpm dan dipanaskan larutan sampai suhu 80°c.
b. Selama pemanasan disiapkan larutan NaOH pada buret dan setelahtercapai kondisi 80°c, NaOH dialirkan dengan kecepatan 15ml/menit.
c. Selama proses netralisasi, diambil sampel 5 ml setiap selang waktu15 menit.
d. Larutan sampel yang diambil dan dilarutkan dengan etanol sebanyak25 ml, kemudian diaduk sampai homogen.
e. Dari larutan sampel tersebut diambil 10 ml dan dimasukkan kedalam erlemeyer, lalu ditambah 2 tetes indikator pp, diaduk sampaihomogen.
f. Dititris dengan larutan standard (NaOH) 0,19 N, titrasi dihentikanpada saat terjadi awal perubahan warna merah jambu.
g. Titrasi dilakukan secara duplo.
h. Titrasi dihentikan sampai kadar asam lemak bebas yang dianalisakaristan.










C.KESIMPULAN
1.hal-hal yang perlu diperhatikan
 Kecepatan reaksi dapat dipengaruhi oleh :
1. Temperatur
Semakin tinggi temperatur maka energi kinetik molekul-molekul zatyang bereaksi bertambah. Molekul-molekul dengan energi kinetik yangditingkatkan ini saling bertumbuhkan akan menghasilkan energi tumbukanyang cukup untuk memutuskan ikatan antara atom-atom molekul tersebut.

2. Katalisator
Katalisator akan berfungsi untuk mempercepat reaksi, sedangkankatalisator itu sendiri tidak ikut bereaksi. Katalisator akan berperan untuk menurunkan energi aktivasi suatu reaksi dengan jalan membentuk tehaptahapreaksi yang baru. Dengan memutuskan energi aktivasi makatumbukan-tumbukan yang lemah dapat memutuskan ikatan-ikatan atomdalam molekul tersebut sehingga reaksi dapat berlangsung dengan cepat.

3. Waktu Reaksi
Sifat-sifat dari asam lemak yang terdapat dalam minyak kelapa sawit.

2. Manfaat bagi masyarakat
1. limbah minyak kelapa sawit bisa di manfaatkan menjadi sabun.
2. Mengurangi sampah akibat limbah minyak kelapa sawit.

Lampiran

ABSTRAK

Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan sabun dari asam lemak bebas (free fatty acid) yang diperoleh dari produk samping pengolahan minyak sawit yang direaksikan dengan alkali (NaOH) dalam suatu bejana.
Tujuan dari penelitian pembuatan sabun dari limbah sawitdiharapkan dengan menggunakan teknologi tepat guna di dapatkan hasil yang optimum dan dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama di Indonesia.
Adapun bahan-bahan yang dipakai pada penelitian ini adalah hasil limbah minyak kelapa sawit sebanyak 10 gr dan 250 gr, NaOH 0,1 N, etanol 96%, Phenol ptalein, dan asam oksalat 0,2 N. Untuk standarisasi NaOH dan alat-alat yang digunakan adalah reaktor, striker, buret, termometer, pemanas, statis fan dan lain-lain.
Tata kerja proses pembuatan sabun adalah terlebih dahulu disusunperalatan sesuai dengan sketsa gambar. Kemudian dianalisa kadar NaOH 0,1 N dengan asam oksalat 0,2 N. NaOH ditimbang dan dilarutkan dengan aquadat 200 ml asam oksalat ditimbang dengan aquadest hingga 100 ml, asam oksalat diambil 25 ml lalu ditambah indicator PP 2 tetes kemudian dititrasi dengan larutan NaOH, titrasi dihentikan setelah terbentuk warna merah muda. Setelah NaOH distandarisasi dengan asam oksalat baru dilakukan analisa kadar asam lemak bebas yaitu 10 gr limbah minyak kelapa sawit ditimbang dan dilarutkan dalam alkohol (etanol) 96% dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml dan diambil 10 ml untuk dititrasi dengan NaOH yang telah distandarisasi.
Tahap akhir adalah proses netralisasi dimana 250 gr limbah minyakkelapa sawit dimasukkan ke reaktor dan diaduk dengan stiser dengan kecepatan 200 rpm pada suhu operasi 80°C. NaOH dialirkan dengan kecepatan 15 ml/menit.Sampel diambil selang waktu 15 menit untuk dilakukan analisa sampel tersebut diambil 10 ml lalu dihitung volume ratarata NaOH yang digunakan.
Hasil yang diperoleh dari grafik log ct – vs – log r diperoleh slope - 0,406 dengan nilai error = 0,349.




























Daftar pustaka

1. Fessendon, Ralph J, Joan S. Fessenden, “Kimia Orgnik Jilid 2 EdisiKetiga, Penerit Erlangga, Jakarta, 1989.
2. Winarno,F.G.1997.kimia pangan dan gizi.penerbit PT gramedia pustaka utama : jakarta
3. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/art161100216%E2%80%03163X.pdf
(di unduh pada hari jumat, 13 April 2012 pukul 19:44 WIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar